Monday, March 19, 2012

Diamond Dust, Halo, Parhelion dan Sun Pillar

[Lagi-Lagi] Komik Detektif Conan memberikan suatu informasi mengenai hal-hal menarik yang ada di sekitar kita, misalnya pada chapter 807, disana Conan menyebutkan tentang Light Pillar Phenomenon yang menjadi petunjuk terhadap tempat penculikan detektif polisi Takagi.


Pada scene tersebut Conan menyebutkan "The sun pillar phenomenon. At sunrise, or after sunset, the light from the sun reflects off the diamond dust in the air and appears to sparkle in the shape of a pillar."

Setelah itu, Inspektur Shiratori juga menyebutkan bahwa sun pillar terjadi hanya ketika suhu dibawah 20 derajat dari titik beku. Nah, apa itu sebenarnya sun pillar dan diamond dust yang dikatakan Conan tersebut? Disini penjelasannya mengenai hal tersebut.

Diamond Dust

Pernahkan Anda mendengar Diamond Dust Rebellion? Itu adalah salah satu movie Bleach, tepatnya movie ketiga, sebagai penggemar bleach seharusnya Anda tahu.

Diamond dust, disebut juga dengan debu berlian, adalah sebuah awan rendah yang berupa kristal es. Berbeda dengan kabut yang berupa butir-butir halus air yang sangat pekat, diamond dust tampak lebih besar dan tidak pekat, serta dapat berkilauan jika terkena sinar matahari.

Diamond dust dapat terjadi jika suhu di sekitarnya begitu rendah dari titik didih air, sampai minus 20 derajat Celcius, bahkan mungkin lebih dingin lagi.


Diamond dust dapat menyebabkan beberapa fenomena optis, misalnya:
- Halo Matahari
- Parhelion
- Sun Pillar

Halo Matahari

Dikenal juga dengan nimbus, icebow atau gloriole, adalah sebuah fenomena optis yang dihasilkan oleh kristal es (diamond dust) yang terdapat di angkasa. Fenomena ini juga dapat terjadi di sumber cahaya buatan semisal lampu saat suhu udara sangat dingin dan kristal es bertebaran di sekeliling sumber cahaya itu.

Halo tercipta oleh kristal es di awan cirrus yang berada pada ketingian 5-10 km di lapisan atas troposfer.

Warna halo matahari tak selengkap pelangi karena adanya perbedaan sudut pantul cahaya. Halo matahari biasa terjadi siang atau saat posisi matahari tepat di atas kepala. Sudut tegak lurus itu membuat warna yang terbiaskan tak selengkap pelangi yang biasa terjadi pada pagi atau sore hari.

Halo matahari dapat dilihat pada foto di bawah ini, yang saya ambil di kawasan UGM Yogyakarta pada Selasa 4 Januari 2011.


Parhelion

Disebut juga dengan sun dog, mock sun atau phantom sun, adalah suatu fenomena optis yang menampakkan titik-titik terang di langit. Jika kristal es tersusun random maka akan terbentuk halo matahari. Namun, jika kristal tersusun berlapis maka cahaya matahari akan dibelokkan horizontal dan parhelion terbentuk.

Seiring matahari yang semakin meninggi, cahaya yang melewati kristal-kristal tersebut semakin dicondongkan dari bidang datar. Sudut deviasi mereka bertambah dan parhelion semakin menjauhi matahari. Bagaimanapun, mereka selalu tampak di ketinggian yang sama dengan matahari.

Parhelion tampak merah di sisi terdekat dengan matahari. Semakin jauh, maka warnanya berubah dari jingga menjadi biru.


Sun Pillar

Disebut juga dengan light pillar atau solar pillar, adalah fenomena visual yang diciptakan oleh pembelokan cahaya dari kristal es di dekat garis paralel horisontal (6 derajat dari horison atau dibawahnya) sehingga membentuk cahaya seperti tiang (setinggi sampai 20 derajat dari horison).


Sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Halo (fenomena_optis)
- http://id.wikipedia.org/wiki/Debu_berlian
- http://id.m.wikipedia.org/wiki/Parhelion
- http://en.wikipedia.org/wiki/Light_pillar

No comments:

Post a Comment