Sunday, March 24, 2013

Dunia Fantasi with Best Team

Dunia Fantasi, atau lebih sering disebut dengan Dufan adalah taman rekreasi yang terletak di kompleks Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. 16 Maret 2013 saya mendapat ajakan untuk berjalan-jalan di Dufan dari rekan-rekan kerja. Tiket pun diberikan gratis karena sebagai bentuk syukuran atas terpilihnya tim kami sebagai tim terbaik (best team) dari acara tahunan di kantor. Jelas saja, tim kami ini mengerjakan proyek besar pemerintah. Saya sendiri hanya sebentar di tim tersebut dan mungkin tidak terlibat dalam berdarah-darahnya proyek ini. Sekali lagi selamat buat Mas Rudi sebagai Project Manager dan juga member tim yang lain yang semuanya hebat-hebat.

Tiket Dufan merupakan tiket terusan, jadi pengunjung hanya membayar sekali saja waktu masuk dan bebas naik wahana apa saja. Untuk tiket masuk Dufan saat weekend adalah sebesar Rp 250.000. Jika datang ke Dufan pada weekdays (hari kerja), tiket masuknya hanya sebesar Rp 220.000 (walau sepertinya ketika 1 April 2013 nanti harganya turun menjadi Rp 150.000 saja). Sebelumnya, tiket masuk ke area Ancol sendiri pun juga bayar. Hal ini pernah diperdebatkan oleh penduduk di sekitar Ancol dengan menuntut pembebasan biaya masuk ke daerah area Ancol.

Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta


Pintu masuk Dufan

Saya dan rombongan masuk ke Dufan begitu pintu masuk dibuka pada pukul 10.00. Begitu masuk Dufan wahana yang dituju adalah bom-bom car, atau waktu kecil saya menyebutnya dengan mobil senggol (di Dufan namanya Baku Toki). Cukup bernostalgia tentunya dengan permainan ini. Bom-bom car yang sering saya naiki juga di Matahari Klaten ternyata asyik juga, hahhaa. Setelah itu adalah Hysteria. Wahana yang memanfaatkan hidrolik sebagai daya dorongnya, cukup seru juga. Apalagi jika sudah sampai atas dan turun. Sensasinya lumayan bro, tapi cuma sebentar saja sih.

Baku Toki

Hysteria

Wahana selanjutnya adalah Kora-Kora. Wahana yang umum dan ada dimana-mana bahkan di pasar malam sekalipun. Bagaimanapun Kora-Kora cukup membuat menarik nafas dalam-dalam. Apalagi jika menaikinya di bagian perahu paling ujung, lebih terasa sensasinya. Setelah itu kami mencoba naik Halilintar. Walau dalam kecepatan tinggi dan berputar, namun masih kurang efeknya karena hanya berlangsung begitu cepat. Sama dengan Kora-Kora, halilintar saya juga mencoba 2 kali, karena kebetulan antriannya sepi.

Kora Kora

Halilintar

Perut mulai berbunyi, dan ternyata sudah jam 12.00. Karena lapar maka kami langsung menuju ke McDonalds yang memang berada di dalam Dufan. Setelah Salat Dhuhur, wahana yang dicoba adalah Perang Bintang. Wahana yang cukup tenang setelah makan siang, karena hanya menembak-nembak musuh dengan laser. Cerdas juga pembuatnya karena sinar laser dibuat identik dan musuh diberi sensor sehingga dapat dihitung poin dari pemain yang menembak-nembaki musuh. Setelah Perang Bintang, Tornado menjadi pilihan. Wahana yang cukup seru karena pengunjung akan bermain dengan ketinggian, diputar-putar serta dibalik-balikkan. Tornado cukup membuat perut mules. Selanjutnya adalah Kicir-Kicir. Kicir-Kicir tidak kalah serunya dengan Tornado karena kita akan diputar-putarkan secara membabi-buta.

Tornado

Kicir Kicir

Pendinginan setelah tubuh diputar-putar adalah menonton Treasure Land. Treasure Land adalah semacam drama atau teater yang suara pemainnya berasal dari rekaman (lupa istilahnya). Di drama tersebut efek-efek yang dibuat, keseriusan pemainnya serta jalan ceritanya sangat bagus. Setelah menonton drama yang cukup lama, sekitar 45 menit, kami menjalankan Salat Ashar terlebih dahulu.

Treasure Land

Rango-rango atau rumah miring adalah rumah yang arsitektur dalam bangunan dibuat miring. Kalau tidak konsentrasi bisa menyebabkan pusing. Selanjutnya adalah bermain dengan air. Riam jeram, atau disebut dengan Niagara Gara, seperti naik perahu yang ada relnya. Cukup untuk membuat basah. Kemudian wahana basah-basahan selanjutnya adalah Arung Jeram. Cukup seru karena wahananya dibuat menyerupai arung jeram di sungai betulan. Seratus persen basah jika naik wahana ini. Bahkan ada pengunjung yang sampai memakai mantol untuk dapat menaiki wahana ini tanpa takut basah. Wahana Ontang Anting cukup untuk membuat baju kering karena berputar seperti komedi putar, tapi dalam skala yang berbeda.

Ontang Anting

Happy Feet, wahana yang memiliki keunikan ide. Pengunjung akan benar-benar merasakan apa yang dialami oleh pinguin yang melakukan selancar karena pengunjung duduk di kursi goyang. Efek goyangan dan getaran seperti terlihat nyata. Happy Feet menjadi wahana terakhir karena hari sudah Maghrib. Banyak sekali wahana yang belum dicoba.

Wahana Dufan

Biang Lala

Komedi Putar

Selepas Salat Maghrib kami segera menuju ke Bandar Djakarta, restoran yang terletak di dekat pantai, untuk makan malam. Pukul 21.00 kami mulai meninggalkan Bandar Djakarta dan balik ke rumah masing-masing.

Tim Project

No comments:

Post a Comment