Friday, April 27, 2012

Yang Kuat Bukan Lah Yang Menang, Tapi Yang Menang Lah Yang Kuat

Yang kuat bukan lah yang menang, tapi yang menang lah yang kuat.
The strong one doesn't win, the one that wins is strong.

Quote dari Franz Beckenbauer, legenda sepak bola dari Jerman, yang saya ketahui pertama kali pada komik Detektif Conan volume 55, atau chapter 567, memang memiliki makna yang dalam.


Contoh nyata yang baru saja terjadi adalah tadi pagi pada pertandingan sepak bola Liga Champions Eropa 2012, tepatnya di babak semifinal. Pada babak tersebut menampilkan duel antara Barcelona vs Chelsea. Pada saat itu ada yang mengklaim bahwa Barca adalah tim terbaik di dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, namun dengan menilik materi pemain dan performa tim. Dengan materi yang bertabur bintang, pelatih Joseph Guardiola yang memainkan sepak bola tiki-taka dengan menguasai ball-possesion sepenuhnya, dan performa tim yang stabil dan konsisten membuat Barcelona berada di pole-position untuk merebut kembali juara Liga Champions yang berhasil direbut musim sebelumnya. Namun apa daya, di leg kedua, Barca yang membutuhkan kemenangan agar dapat melaju ke babak final, setelah di leg pertama kalah 1-0 di kandang Chelsea, hanya meraih hasil imbang. Kenapa hal ini bisa terjadi? Chelsea yang cenderung tidak stabil di liga domestik dapat menyingkirkan Barcelona, tim terbaik dunia? Jawabannya adalah satu, yang kuat bukan lah yang menang, tapi yang menang lah yang kuat.

Bola itu bundar, dan sepakbola tidaklah mutlak. Hasil akhir suatu pertandingan, walau kadang bisa diprediksi, tapi tetap ada kejutan-kejutan di dalamnya. Faktor-faktor lain juga mempengaruhi hasil pertandingan. Hal itu lah yang menjadi kan sepakbola itu sangat menarik. Kembali ke Barcelona-Chelsea tadi, Chelsea bukan tanpa alasan dapat mengalahkan Barcelona. Chelsea dapat menggulingkan Barcelona karena Chelsea adalah tim yang kuat. Bukan karena anggapan bahwa suatu tim yang kuat akan selalu memenangkan pertandingan, tetapi sebaliknya, tim yang dapat memenangkan pertandingan bisa dianggap kuat. (Seperti permainan kata saja, ya? Haha.. ) Barcelona memang menang secara sepakbola karena menguasai jalannya pertandingan, tapi kemenangan tidak hanya pada hal itu saja, banyak faktor lain yang mempengaruhi, termasuk strategi yang digunakan. Melawan tim dengan ball-possesion tinggi, dan jelas mustahil untuk melampaui ball-possesion mereka, maka Chelsea menggunakan strategi lain, yaitu dengan menunggu. Karena akan sia-sia dan buang-buang tenaga ketika Barcelona berputar-berputar memainkan bola dan kita sangat intens merebut bola. Nah, dengan menunggu mereka di garis pertahanan merupakan ide yang sangat cerdas, walau ada yang menganggap memainkan sepak bola pragmatis. Dan dengan serangan balik yang efektif Chelsea dapat mencuri gol. Itulah yang membuat Chelsea kuat, dan dapat memenangkan pertandingan.

Hal seperti ini sebenarnya tidak hanya terjadi di dalam sepakbola saja, namun di segala bentuk pertandingan olahraga maupun dalam bidang lainnya. Misalnya dalam hal politik dan bisnis. Pihak yang kelihatan dominan belum tentu menang pada akhirnya. Pihak lawan pasti akan memikirkan cara untuk dapat menggulingkan dominasi. Dan pada akhirnya yang menang lah yang kuat, pihak yang mendominasi yang dapat menjaga perlawanan dengan lawannya atau pihak lawan yang dapat mengkudeta pihak yang dominan.

No comments:

Post a Comment