Monday, September 23, 2013

Penipuan Berkedok Promosi

Promosi, ya cara baru yang dilakukan beberapa penjual jasa/barang untuk lebih mengenalkan produknya ke pelanggan. Namun cara yang mereka lakukan terkadang tidak bersih dan cenderung memaksa, bahkan juga dibumbui dengan penipuan.

Saya sudah 2 kali mengalami hal tersebut selama di Jakarta. Yang pertama adalah produk kecantikan (lupa namanya) sewaktu di ITC Roxy Mas, dan yang kedua adalah penipuan mengenai produk JVC di ITC Cempaka Mas.

Pertama,

Sewaktu saya ingin melihat-lihat telepon seluler di ITC Roxy Mas, yang katanya tempat penjualan handphone paling lengkap di Indonesia, saya ditawari sebuah produk ketika baru turun dari ekskalator lantai satu. Karena mbak-mbaknya maksa ya saya menuruti saja permintaannya. Intinya dia menjelaskan bahwa produknya bisa membuat kulit bersih dan putih. Dia juga bilang bahwa jerawat saya bisa langsung hilang. Saya sih langsung tidak percaya karena saya pada saat itu juga sudah memakai produk kecantikan lain namun jerawat masih aja muncul (puyeng kalau masalah itu).

Saya kemudian diminta untuk mencoba produknya untuk dioleskan di muka saya. Namun saya udah men-state di awal bahwa saya belum tentu membeli barangnya. Mbaknya seperti tidak peduli dan tetap saja mengoleskan produknya ke muka saya. Fyi, banyak orang yang menjadi korban yang sedang mencoba produk tersebut.

Setelah beberapa lama produk tersebut dioleskan ke muka saya, lalu dibersihkan oleh mbaknya. Yah muka saya merasa segar saja, seperti habis cuci muka. Namun saya tidak berniat untuk membeli produk tersebut. Ketika saya akan meninggalkan lokasi tersebut saya kemudian dipaksa untuk membeli produknya oleh mbaknya dengan wajah memelas. Waduh kok jadi begini.

Ternyata strategi untuk menjual produknya adalah seperti ini. Karena saya merasa tidak enakan sama mbaknya (salah satu sifat burukku) saya kemudian membeli produk tersebut hanya 1 botol, seharga 25 ribu. Terus mbaknya bilang bahwa saya diminta untuk membeli 3 botol cukup dengan harga 50 ribu!!

Yang benar saja! Kemudian saya bilang ke mbaknya kalau produk ini bakal tidak saya pakai kenapa saya harus membeli lagi (walau tidak saya pakai kok saya malah beli ya? *hadeeeh*). Setelah saya bayar 25 ribu saya kemudian pulang.

Kedua,

Sewaktu saya jalan-jalan ke ITC Cempaka Mas untuk membeli baterai handphone original dari Samsung saya terjebak dalam situasi yang tidak baik. Saya disini mengalami penipuan yang menurut saya tidak perlu terjadi jika saya lebih tegas.

Ceritanya waktu itu saya mau ke ATM mau mengambil uang tiba-tiba ada 2 orang yang menghampiri saya untuk mengambil doorprize yang hanya diberikan hari ini. Saya sejak awal curiga terhadap hal ini dan sudah menolaknya. Namun 2 orang tersebut tetap memaksa saya dan saya pun ikut juga (kesalahan pertama saya). Kemudian saya mengikuti mereka ke ruangan tokonya yang sempit dan agak gelap.

Mereka lalu menanyai saya mengenai identitas saya dan alamat saya. Saya sudah menolak untuk memberikan keterangan namun mereka mencoba menyakinkan saya bahwa tidak ada apa-apa, dan saya pun memberikan KTP saya untuk mereka catat (kesalahan kedua).

Setelah saya mengambil doorprize dan kata mereka saya memenangkannya, bos mereka kemudian berbicara kepada saya lewat telepon. Dia menjelaskan bahwa saya selain menerima voucher senilai 300 ribu dan juga hadiah (hadiah langsung disiapkan), saya juga berkesempatan menjadi model mereka. Untuk masalah model tersebut saya dijelaskan saya bakal mendapat royalti, dan untuk kepentingan tersebut saya kemudian diminta mereka untuk melakukan sesi pemrotetan.

Saya kemudian menyadari bahwa ini benar-benar penipuan. Saya ingin segera permisi dari ruangan tersebut tapi saya ditahan oleh kedua orang tersebut. Jujur saja jika saya berkelahi saya bakal kalah karena kedua orang tersebut bertubuh kekar. Saya pun diancam untuk membeli barang mereka dengan voucher yang saya dapat tadi untuk membeli barang-barang yang harganya dikisaran 5 juta *speechless*.

Saya tetap mau pergi saja dari tempat tersebut, tetapi mereka tetap mengancam karena mereka sudah mendapatkan tanda tangan, nomor telepon dan alamat rumah saya, dan saya bisa dituntut ke pengadilan. Dan saya percaya hal tersebut (kesalahan ketiga). Mereka kemudian memberikan opsi lain bahwa saya bisa membatalkan perjanjian ini asal saya membayar biaya pembatalan sebesar 150 ribu. NAH!! Saya tahu ini tujuan mereka sebenarnya!

Saya yang tidak tahu apa-apa ini kemudian terpaksa membayar uang sebesar 150 ribu yang sebenarnya tidak perlu saya lakukan (kesalahan keempat), dan pergi dari ruangan tersebut.

Kesimpulan,

Saya tidak menyalahkan mereka yang berhasil menipu saya, namun saya melihat bahwa saya lah yang salah. Mereka sah-sah saja berbisnis dengan cara mereka, namun saya yang tidak tegas ini yang membuat semuanya terjadi. Yaah, sebuah pelajaran berharga yang saya tahu apa yang harus saya lakukan selanjutnya. :)

Dunia memang luas, kita harus pintar memainkannya jika kita tidak ingin dipermainkan olehnya.

Sekian....

No comments:

Post a Comment